Rezeki Bagi Pengepul Kulit


H.Didin (kiri) bersama Udin mengecek kondisi kulit kambing dikediamannya, Jumat (26/10). Setelah di cek, kulit akan dikirim kebandar yang lebih besar.
Hari Raya Idul Kurban atau lebih di kenal dengan Idul Adha memang menjadi momen penting bagi umat Muslim. Hari raya Idul Kurban sendiri kerap mendatangkan rezeki bagi para pengrajin kulit dan para pengepul kulit. Seperti yang dilakukan oleh H.Didin (52) yang telah menekuni usaha sebagai pengepul kulit kurang lebih 26 tahun. Di hari raya Idul Kurban, permintaan pasokan kulit meningkat tajam.

“Untuk hari-hari biasa hanya mendapatkan beberapa kilo kulit sapi dan kambing, tetapi di hari kurban ini bisa mendapatkan 8 kuintal kulit sapi dan lebih dari 200 kuintal kulit kambing”, ujarnya saat ditemui dikediamannya Jalan Melong Asih, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jumat (26/10).

Pasokan kulit tidak hanya dari sekitaran warga Melong Asih saja, namun dari berbagai daerah di sekitaran Bandung seperti Cicadas, Cigondewah dan lainnya. Harga kulit sapi dan kambing dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun lalu harga kulit sapi per-kilonya sebesar Rp.8000, kulit kambing Rp.30 ribu per-lembar. Tahun ini untuk satu kilo kulit sapi berkisar antara Rp.9000-10.000 dan untuk kulit kambing sekitar Rp.35 ribu per-lembarnya.

Kulit-kulit yang sudah terkumpul dikirim kembali ke bandar kulit yang lebih besar di daerah Soreang. Kulit yang telah terkumpul di olah kembali untuk dijadikan sentra industri jaket kulit, bedug dan kerupuk kulit ‘drokdok’ khas Parahyangan.

Menurut Didin, usaha sebagai pengepul kulit memang hanya setahun sekali dan mendapatkan keuntungannya pun tidak sesering usaha lain. Namun, usaha tersebut ditekuni hingga puluhan tahun dan bisa dibilang pendapatannya menjanjikan untuk kehidupan keluarga. Pasang surutnya usaha pengepul kulit tidak membuat Didin berhenti sampai disitu.

Selain sebagai pengepul kulit, Didin pun berprofesi sebagai pengolah limbah plastik untuk dijadiakan barang-barang layak pakai. Serta berprofesi sebagai reparasi kursi apabila mata pencahariannya sebagai pengepul kulit sedang surut. Hari raya Idul Kurban bisa dijadikan pemanfaatan untuk membuka usaha sebagai pengepul kulit dan dijual kembali ke bandar yang lebih besar. “Sayang kalau kulit-kulit hewan kurban di buang atau hanya dijadikan hiasan dan dibiarkan menumpuk, lebih baik dijual kepada saya”, ujarnya.


Related Post



Posting Komentar