H.Didin (kiri)
bersama Udin mengecek kondisi kulit kambing dikediamannya, Jumat (26/10).
Setelah di cek, kulit akan dikirim kebandar yang lebih besar.
|
“Untuk
hari-hari biasa hanya mendapatkan beberapa kilo kulit sapi dan kambing, tetapi
di hari kurban ini bisa mendapatkan 8 kuintal kulit sapi dan lebih dari 200
kuintal kulit kambing”, ujarnya saat ditemui dikediamannya Jalan Melong Asih,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jumat (26/10).
Pasokan
kulit tidak hanya dari sekitaran warga Melong Asih saja, namun dari berbagai
daerah di sekitaran Bandung seperti Cicadas, Cigondewah dan lainnya. Harga
kulit sapi dan kambing dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun lalu harga
kulit sapi per-kilonya sebesar Rp.8000, kulit kambing Rp.30 ribu per-lembar.
Tahun ini untuk satu kilo kulit sapi berkisar antara Rp.9000-10.000 dan untuk
kulit kambing sekitar Rp.35 ribu per-lembarnya.
Kulit-kulit
yang sudah terkumpul dikirim kembali ke bandar kulit yang lebih besar di daerah
Soreang. Kulit yang telah terkumpul di olah kembali untuk dijadikan sentra
industri jaket kulit, bedug dan kerupuk kulit ‘drokdok’ khas Parahyangan.
Menurut
Didin, usaha sebagai pengepul kulit memang hanya setahun sekali dan mendapatkan
keuntungannya pun tidak sesering usaha lain. Namun, usaha tersebut ditekuni hingga
puluhan tahun dan bisa dibilang pendapatannya menjanjikan untuk kehidupan
keluarga. Pasang surutnya usaha pengepul kulit tidak membuat Didin berhenti
sampai disitu.
Selain
sebagai pengepul kulit, Didin pun berprofesi sebagai pengolah limbah plastik
untuk dijadiakan barang-barang layak pakai. Serta berprofesi sebagai reparasi
kursi apabila mata pencahariannya sebagai pengepul kulit sedang surut. Hari
raya Idul Kurban bisa dijadikan pemanfaatan untuk membuka usaha sebagai
pengepul kulit dan dijual kembali ke bandar yang lebih besar. “Sayang kalau
kulit-kulit hewan kurban di buang atau hanya dijadikan hiasan dan dibiarkan
menumpuk, lebih baik dijual kepada saya”, ujarnya.
Posting Komentar